Salah satu itinerary yang menurutku menarik dari outing kantor akhir September kemarin adalah VW Tour Magelang. Kalau lihat dari foto-fotonya di internet, kelihatannya sih mirip-mirip sama Lava Tour Merapi. Bedanya, Lava Tour itu naik jeep, dan medannya adalah tanah bekas lahar Gunung Merapi yang naik-turun. Sementara VW Tour cenderung lebih santai, cuma keliling desa aja.
Di blog post kali ini, aku bakal sharing pengalaman seru VW Tour Magelang. Simak selengkapnya di bawah ini ya!
Pengalaman VW Tour Magelang, dari Borobudur Sampai Gereja Ayam
VW Tour dimulai dari Balkondes (Balai Ekonomi Desa) Borobudur. Waktu itu kami sampai di Stasiun Yogyakarta sekitar pukul 06:00, lalu melanjutkan perjalanan ke sini dengan bus.
Di Balkondes, kami dipersilakan untuk sarapan, sikat gigi, dan ganti baju terlebih dahulu sebelum memulai aktivitas. Sebenarnya bisa saja sih mandi, tapi karena rombongan, jadi bakal rebutan dan ngerepotin banget. Jadi mending lap-lap pakai tisu basah aja deh. Hahaha.
Menu sarapan di Balkondes adalah gudeg, krecek, dan gorengan. Semua terasa nikmat, karena perjalanan semalam suntuk membuat kami kelaparan.
Sekitar pukul 09:00, VW Tour Magelang dimulai! 1 mobil VW bisa memuat 4 orang, 1 duduk di samping supir, dan 3 di bagian belakang.
Tujuan Pertama: Candi Pawon
Pemberhentian pertama kami adalah Candi Pawon. Letaknya nggak jauh dari Balkondes dan Candi Borobudur.
Menurut catatan sejarah, Candi Pawon ini merupakan tempat penyimpanan abu jenazah Raja Indra, ayah dari Raja Samarrattunggga dari Dinasti Syailendra. Nama “Pawon” berasal dari kata pawuan, yang artinya tempat penyimpanan awu (abu). Candi ini cuma satu bangunan, jadi kalau dikunjungi 1 rombongan besar, rasanya jadi sempit sekali.
Kegiatan selama di Candi Pawon ini cuma foto-foto. Keterangan soal sejarah candi ini bisa dibaca pada papan di depannya. Sayangnya, nggak ada tour guide yang bisa menjelaskan lebih lanjut, terutama soal relief-nya.
Tujuan Kedua: Sawah dan Perkebunan Tembakau
Karena judulnya keliling Magelang, jadi kami melewati banyak sudut desa. Mulai dari perumahan, area wisata, sampai dengan perkebunan. Yang paling banyak adalah sawah dan tembakau.
Jujur, aku baru tau banget kalau di Magelang banyak perkebunan tembakau. Sepanjang perjalanan dengan VW Tour Magelang, kami melewati banyak perkebunan tembakau. Sesekali kami berhenti untuk foto-foto, tapi tanpa turun dari mobil VW sayangnya.
Di mobil VW, supir sudah menyiapkan beberapa topi caping untuk properti foto. Gemas sekali!
Tujuan Ketiga: Gereja Ayam
Kalau nonton film Ada Apa dengan Cinta yang ke-2 pasti mengenal bangunan ini. Ya, jadi ada adegan dalam film itu, ketika Rangga membawa Cinta ‘kencan’ subuh-subuh ke Gereja Ayam. Judulnya buat menyaksikan matahari terbit.
Ini adalah tujuan terakhir dalam VW Tour pagi itu. Kami parkir di bawah, lalu jalan nanjak ke atas, menuju gereja ayam. Track-nya lumayan terjal dan bikin pegal sih. Sampai atas ada warung-warung yang jual air minum. Lumayan buat penyegaran~
Aku pikir ini adalah “Gereja Ayam”, alias tempat ibadah untuk agama nasrani, tapi bentuk bangunannya adalah ayam. Tapi setelah ngobrol dengan penjaganya, menurut mereka bangunan ini lebih cocok dikatakan sebagai “Rumah Ibadah”, karena di dalamnya ada ruangan ibadah untuk semua agama. Mulai dari musola, altar Buddha, sampai dengan hall besar seperti di dalam gereja.
Di bagian belakang Gereja Ayam ini ada kafe kecil, jualan kopi, thai tea, sampai dengan gorengan. Kalau ditanya bagaimana rasanya, sebenarnya biasa-biasa aja sih. Yang spesial adalah pemandangan dari kafe ini. Kami bisa duduk-duduk, menyeruput minuman, sambil menikmati hamparan sawah dan perkebunan yang hijau, dengan latar bukit. Adem banget!
Setelah itu, kami kembali lagi ke Balkondes Borobudur tempat kami kumpul pertama kali. Sudah hampir masuk waktu makan siang saat itu, jadi sinar matahari juga sudah terasa lebih menyengat. Tapi, tentu saja ini merupakan pengalaman yang amat menyenangkan!
Kalau diajakin lagi VW Tour, dengan senang hati aku mau~
BACA JUGA: Pengalaman Berburu Borobudur Sunrise dari Hotel Manohara