Postingan blog ini sebenarnya late-post banget, karena naik pengalaman naik pesawat saat pandeminya udah dilakukan sejak Agustus 2020. Better late than never, siapa tau ada yang butuh juga informasinya. Silakan dibaca ya!
Persiapan Sebelum Naik Pesawat Saat Pandemi
Rute perjalananku waktu itu adalah Jakarta-Banjarmasin. Aku dan suami berangkat karena ibu mertua (ibunya suami) meninggal dunia.
Kabar duka kami terima sore hari sekitar jam 4-5an. Hal pertama yang kami lakukan bukan langsung beli tiket, tapi rapid test di rumah sakit. Karena buat apa beli tiket pesawat kalau hasil rapid test-nya positif? Tetap nggak bisa berangkat. Daripada uang terbuang sia-sia di tiket, maka kami memutuskan buat rapid test dulu aja.
Biaya rapid test waktu itu adalah Rp300.000, di RS Omni Alam Sutera. Bisa ditunggu 2 jam. Sebenarnya beberapa rumah sakit meneydiakan layanan drive thru untuk rapid test, tapi biasanya harus pagi-siang. Kalau sore harus masuk ke dalam lab RS-nya.
Setelah mendapat surat pernyataan bahwa aku dan suami negatif Covid-19, barulah kami beli tiket via Traveloka. Rasanya harga tiket nggak jauh beda kok sama hari-hari biasa sebelum pandemi.
Sebelum berangkat, kami download aplikasi eHAC (Indonesia Electronic Health Alert Card), lalu registrasi akun dengan mengisi beberapa biodata standar, seperti KTP dan lainnya.
Setelah bikin akun, baru deh bikin HAC-nya. Cuma perlu isi data-data standar, termasuk kota asal dan tujuan. Lengkap dengan nomer penerbangan juga. Setelah itu, bakal ada tanda terima eHAC berupa QR code, screenshot aja biar nggak perlu bolak-balik buka apps-nya lagi. QR code ini nanti di-scan di kota tujuan.
Saranku, siapin eHAC ini dari sebelum berangkat ya. Bisa aja sih isi mepet-mepet habis turun dari pesawat. Tapi nanti bakal stuck di kerumunan kayak gini:
Nggak mau stuck di kerumunan gini kan? Isi eHAC dari sebelum naik pesawat jangan lupa biar nggak drama!
Suasana di Bandara Soekarno Hatta dan di Pesawat Citilink
Saat itu, kami mengambil pesawat dengan keberangkatan paling pagi. Sekitar jam 6-7an. Suasananya masih sepi. Tapi karena waktu itu dekat-dekat minggu yang banyak hari liburnya, orang-orang yang mau naik pesawat dengan tujuan liburan juga udah lumayan banyak.
Sebelum masuk boarding room, penumpang diharuskan konfirmasi ulang surat keterangan negatif Covid-19. Ada loketnya sendiri kalau di Soekarno Hatta Terminal 3, masih sederetan sama counter-counter check in. Petugasnya nanti mengingatkan lagi soal isi eHAC. Jangan lupa pokoknya!
Kursi-kursi di boarding room sudah diberi stiker supaya kita ingat jaga jarak. Memakai masker hukumnya wajib selama berada di tempat umum. Kalau mau makan atau minum, jangan lupa buru-buru pakai lagi begitu selesai ya!
Di dalam pesawat Citilink yang kami naiki, kursi bagian tengah (nomer B dan E), sengaja dikosongkan karena penumpang harus jaga jarak. Agak deg-degan berada di dalam pesawat bersama orang-orang yang nggak dikenal, walau hanya sekitar 1 jam saja.
Berhubung pesawat Citilink ini nggak dapat makan, interaksi dengan pramugari juga lebih minim. Penumpang di sekitarku pun tidak ada yang ke toilet sama sekali, semua tetap tenang di tempat duduk masing-masing. Saat itu tenggorokan rasanya agak gatal karena deg-degan, tapi ditahan-tahan karena takut dicurigai haha (padahal nggak akan diapa-apain juga sih sama orang-orang).
Sampai di Banjarmasin, Bandar Udara Syamsudin Noor
Jauh berbeda dengan bandara yang lama, suasana bandara baru Banjarmasin terkesan lebih modern dan luas. Sempat deg-degan bakal rame karena bandara yang dulu cenderung kecil, tapi ternyata luas. Banyak space kosong untuk jaga jarak dengan orang lain.
Sebelum keluar, ada petugas yang scan QR code eHAC. Siapkan dari sejak menginjakkan kaki di bandara, biar bisa cepat.
Intinya…
Protokol kesehatan di bandara dan pesawat menurutku bagus, tinggal kitanya aja yang lebih patuh dan ingat untuk jaga jarak dengan orang lain. Naik pesawat saat pandemi itu (lumayan) aman, tapi bikin deg-degan. Karena nggak tau yang lain sebenarnya beneran sehat atau OTG 😂
Urutan persiapan naik pesawat saat pandemi:
✈️ Rapid atau swab test
✈️ Beli tiket pesawat
✈️ Isi eHAC
✈️ Check in dan konfirmasi surat negatif Covid-19
✈️ Naik pesawat
✈️ Scan QR code eHAC di bandara tujuan
Jangan lupa, surat hasil rapid atau swab test hanya bisa dipakai maksimal 14 hari sejak test. Kalau udah lewat, ya harus test lagi, atau suratnya nggak diterima sama bandara (dan nggak bisa naik pesawat).
Semoga informasi ini berguna buat teman-teman yang mau naik pesawat di saat pandemi. Jaga kesehatan dan pakai maskernya ya!