Tepat minggu lalu, aku mengikuti trip #JelajahAlamAQUA. Selama 2 hari, kami explore Solo, Klaten, dan sekitarnya. Secara garis besar, trip ini membahas tentang program pemberdayaan masyarakat yang difasilitasi oleh Danone-AQUA untuk membantu konservasi air.
Tentu saja, trip #JelajahAlamAQUA ini seru banget. Walau cuma 2 hari, tapi rasanya jadi dekat banget dengan teman-teman baru. Nggak cuma hura-hura aja, kami juga belajar banyak sepanjang perjalanan di Solo-Klaten.
5 Hal yang Aku Pelajari dari Trip #JelajahAlamAQUA
Rasanya setiap tempat yang dikunjungi selama 2 hari itu selalu ada pelajaran yang bisa dipetik. Buat aku, trip yang bermula di hulu dan berakhir di hilir ini benar-benar eye-opening. Jadi, apa saja yang aku pelajari?
1. Kita Butuh Air & Air Juga Butuh Kita
Setiap hari pasti kita terhubung dengan air. Mulai dari untuk minum, mandi, mencuci, menyiram, dan lain sebagainya. Sulit sekali kalau harus memikirkan bagaimana kita harus bertahan kalau nggak ada air. Duh!
Air mineral kemasan yang diproduksi AQUA berasal dari dataran tinggi di Indonesia. Salah satunya di daerah Klaten, Jawa Tengah. Kalau air diambil terus, apakah nanti bakal kering daerahnya? Apalagi tahun 2019 ini kita melewati musim kemarau yang cukup panjang.
Jawabannya tidak! Asalkan kita bisa mengelola air sebaik mungkin. Mulai dari memakai dan mengambil secukupnya, serta mempertahankan yang sudah ada di dalam tanah. Bahkan, perkebunan nggak selamanya bisa membantu konservasi air jika dijalankan dengan cara yang salah. Misalnya saja di dataran tinggi, jenis perkebunannya harus model terasering, supaya lebih produktif dan menjaga resapan air dalam tanah.
Di tujuan pertama #JelajahAlamAQUA, kami mengunjungi rumah budidaya krisan di Desa Mriyan, Kabupaten Boyolali, yang merupakan salah satu Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS). Bunga-bunga cantik ini ditanam sebagai bentuk konservasi air dan membantu perekonomian warga.
Naik sedikit ke atas, kami juga mengunjungi Stasiun Cuaca Gumuk Indah, yang menjadi lokasi pengamatan curah hujan. Hasil dari pengamatan inilah yang menjadi acuan untuk rencana konservasi air ke depannya.
Dari sini, aku jadi belajar bahwa ada hubungan timbal balik antara air dan manusia. Kita juga wajib menjaga kelestarian air, supaya tetap bisa merasakan kenikmatannya untuk bertahan hidup.
2. Mengeluh Boleh, Tapi Harus Cari Solusinya Juga
Sebagai warga urban, hal-hal selain kemacetan yang biasa aku keluhkan adalah harga gas yang terus naik dan listrik yang suka mati mendadak. Hal-hal ini bikin aku pusing dan menghambat aktivitas. Huft.
Lain halnya dengan warga di Desa Mundu. Para peternak sapi nggak cuma mengolah susu, tapi juga kotorannya. Iya, kotoran sapi bisa mereka olah kembali menjadi biogas yang dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan untuk memasak dan penerangan sehari-hari.
Jujur aja, selama ini aku pikir kotoran sapi cuma mentok diolah jadi pupuk organik aja. Tapi ternyata bisa lebih dari itu, lho!
Katanya, daripada terus-menerus mengeluh soal gas yang harganya mahal atau pasokan listrik yang terbatas, mereka lebih memilih buat bergerak dan mengolah biogas. Duh, rasanya aku ketampar banget. Selama ini cuma bisa mengeluh terus-menerus, tapi nggak berusaha mencari solusinya.
Selain untuk kebutuhan sehari-hari, biogas ini juga bertujuan untuk mengurangi pencemaran air dan tanah di lingkungan Desa Mundu. Keren banget!
3. Sampah Juga Punya Nilai Ekonomi
Kata siapa kresek atau botol bekas itu nggak ada nilainya? Lagi-lagi, trip #JelajahAlamAQUA bikin aku ketampar banget-banget.
Di hari ke-2, kami diajak mengunjungi Bank Sampah Margosaras di Desa Polan, Kecamatan Polanharjo. Fokus utama dari bank sampah ini adalah belajar disiplin untuk mengelola dan memilah sampah rumah tangga. Mereka memisahkan sampah yang bisa dikreasikan, sampah organik (kompos), sampah layak jual (kardus, besi, kaca, dan kertas), serta sampah plastik.
Beberapa sampah seperti kresek ternyata bisa dikreasikan menjadi hiasan cantik yang memiliki nilai ekonomi, lho!
Misalnya saja hiasan rangkaian bunga di foto atas ini, kerajinan tangan tas, tempat pensil, dan lain sebagainya. Siapa sangka, sampah yang cuma dibuang gitu aja di rumah kita, ternyata bisa diolah seperti ini. Nggak cuma ramah lingkungan, tapi juga menghasilkan cuan!
Bank Sampah Margosaras mengajak warga untuk ikut menabung. Caranya cuma perlu setor sampah yang sudah dipilah-pilah. Kemudian, warga bisa menukarkannya dengan sembako atau ditabung dan diambil ketika dibutuhkan. Semua jejak dituliskan dengan rapi di buku tabungan masing-masing.
4. Lingkungan yang Bersih Bikin Warga & Wisatawan Bahagia
Perjalanan kami lanjutkan ke Taman Kehati yang dibuat oleh Danone-AQUA sebagai tempat konservasi keanekaragaman hayati. Di dalamnya juga terdapat mata air alami Umbul Sigedang.
Air di umbul ini benar-benar jernih! Nggak ada sampah setitik pun. Semua warga dan wisatawan disiplin menjaga kebersihan area ini. Airnya yang segar bikin kami betah berenang!
Setelah itu, kami juga menjajal river tubbing di Sungai Pusur, Dusun Wareng. Kegiatan ini juga mengajak para wisatawan untuk menjaga kebersihan sungai. Jadi, kalau kita lihat sampah tercecer sepanjang perjalanan, kita wajib memungut dan membuangnya ke tempat sampah nanti.
Tapi, saking bersihnya sungai ini, kami akhirnya tidak memungut apapun dan hanya menikmati river tubbing. Sungguh, lingkungan yang bersih itu bikin kita bahagia dan nyaman! Setelah ini, kami tentu harus semakin disiplin menjaga kebersihan di lingkungan asal kami masing-masing.
5. Liburan Itu Wajib, Biar Pikiran Tetap Waras
Setiap individu pasti butuh liburan supaya pikiran tetap fresh. Nggak usah muluk-muluk kepingin keliling Eropa, trip dalam negeri yang sederhana seperti #JelajahAlamAQUA ini ternyata juga seru (banget)!
Malah aku menyarankan buat coba ikutan trip yang membuka wawasan seperti #JelajahAlamAQUA, supaya kita juga bisa memetik pelajaran sambil bersenang-senang. Apalagi kalau wawasannya terkait dengan alam yang kita tinggali.
Nggak cuma nambah wawasan aja, liburan bisa makin seru kalau kita berkesempatan buat ngobrol dengan warga lokal. Atau bahkan mencicipi hasil karya mereka. Seperti misalnya waktu di Desa Polan, kami disuguhi teh bunga telang. Cantik banget, tehnya berwarna biru, dan bakal berubah jadi ungu kalau diberi tetesan air jeruk nipis.
Buat aku, belajar sambil liburan seperti ini lebih mudah dipahami dan diserap di otak. Seminggu setelah trip #JelajahAlamAQUA, aku jadi semakin merasa kalau konservasi air itu penting. Kalau buat yang tinggal di kota besar seperti aku, mungkin agak sulit untuk membuat biogas seperti di Desa Mundu ya pastinya.
Tapi, kita bisa mulai dengan menggunakan air hanya secukupnya saja, menanam tanaman di halaman rumah untuk menambah area resapan, disiplin memilah sampah dan berkreasi dengannya, serta menjaga kebersihan lingkungan.
2 hari yang padat itu akhirnya berakhir juga. Pelajaran yang dipetik juga amat banyak. Rasanya benar-benar bersyukur bisa ikutan trip #JelajahAlamAQUA ini! Terima kasih banyak Danone-AQUA untuk kesempatannya!
Bagaimana dengan kalian? Apakah saat ini juga sudah tergerak untuk menjaga kelestarian air dan lingkungan? Langkah apa yang kalian ambil? Boleh lho, sharing di kolom komentar!
BACA JUGA: Pengalaman Berburu Borobudur Sunrise dari Hotel Manohara
————————————–
Let’s connect! I don’t bite 😀
Facebook | Twitter | Instagram
***
Thank you for reading,
See you on the next post!
Melly Feyadin says
September 17, 2019 at 1:43 pmSeru ya mbak, jelalah alam aqua ini gak cuma main2, tapi banyak pelajaran yg bisa diambil, terutama dalam mengelola sampah. Aku suka banget baca cerita ini.
unggulcenter says
September 17, 2019 at 6:40 pmkeren! seru! Salam lestari pokoknya dah! top markotob buat Aqua yg selenggarain
Gita Siwi says
September 21, 2019 at 12:28 amNah itu mengeluh boleh asal ada solusi ntar dianggap pansos lagi. Eeeaaaa hahahhahaha makasih infonya kakak cantik
marga says
September 22, 2019 at 5:02 amdaripada ngeluh tapi diem-diem aja nggak ada yang dilakukan 🙁
Reh Atemalem says
September 22, 2019 at 8:06 amLho aku beneran baru tau kalau Bunga Krisan bisa ditanam buat konservasi air lhoo.
Tapi nanemnya harus sebanyak apa itu yaa?
Mporatne says
September 22, 2019 at 2:18 pmBunga telang yang buat mata bayi ya. Wah ternyata bisa buat teh. Pakaia jeruk nipis. Nanti di coba di rumah
Jalan-Jalan KeNai says
September 22, 2019 at 3:17 pmSaya jadi pengen jalan-jalan ke Taman Kehati. Dibuka untuk umum, ‘kan? Tetapi, program AQUA memang keren. Sebagai produsen minuman kemasan, tetap aja kepedulian lingkungannya diperhatikan banget
Endah Kurnia Wirawati says
September 22, 2019 at 6:14 pmAcaranya seru sekali ya Jelajah Alam Aqua ini..
Jadi bisa belajar banyak bagaimana cara agar alam tetap lestari dan tidak sembarangan mengeksploitasi alam sesukanya..
Samleinad says
September 23, 2019 at 5:16 pmSaya suka dg kunjungan ke peternakan sapinya. Pengen banget lihat langsung cara bikin biogas
Mporatne says
September 23, 2019 at 8:54 pmAir memang sumber kehidupan. Sehari aja pam mati kita sudah rewel. Pemanfaat kotoran sapi jadi biogas sangat berguna bagi yang tidak terjangkau listrik. Jelajahalamanaqua mengedukasi agar kita turut serta dalam menjaga lingkungan
Syailendra Akmal says
September 23, 2019 at 9:55 pmAsik liburan yuk liburan.. Piknik itu perlu untuk merefresh pikiran hehe…
Agung Han says
September 24, 2019 at 12:25 amDanone selalu inovatif, masif bikin kegiatan, undang bloger vloger influencer.
Desy Yusnita says
September 24, 2019 at 5:58 amNyala api dari biogas bagus banget ya. Asyik banget lihat pengalamannya deh, ingin akuh.
akuchichie says
October 1, 2019 at 8:48 amAku dong masih ingin jalan-jalan jelajah alam bersama Aqua, karena banyak yang bisa di explore dan dijadikan cerita ya.
desaklaten says
October 10, 2019 at 5:44 pmIjin kami share di blog kami ya kak
Irene Komala says
October 14, 2019 at 8:23 amSeru banget acaranya! Aku naksir sama tas yang dari plastik itu. Kreatif banget yaa
Maria Soraya says
October 22, 2019 at 2:30 amJelajah Alam Aqua-nya seru banget. Gak cuma jalan2 tapi dapet banyak ilmu ya Kak.
PutriKPM says
October 22, 2019 at 6:43 amKemarin aku ngikutin banget instagram story Kak Marga, seru banget bisa jalan-jalan bareng AQUA ke desa-desa yang indah dan punya segudang inovasi kayak gini!
helenamantra says
October 24, 2019 at 9:31 amini seru banget trip bareng Aqua!
aku tuh kagum dengan kreasi bunga dari kresek. Lha kok bisa secantik itu? Eh di Jakarta ada juga kah bank sampah yang kerja sama dengan Danone?